Heboh! Viral Video Diduga Terlibat LGBT di Kampar

Hallokampar.com- Sebuah video yang merekam insiden penangkapan dan interogasi pasangan pria yang diduga terlibat LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) di Desa Kualu Nenas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, pada Rabu (4/5/2025) siang, viral di media sosial. Video ini memicu gelombang kemarahan dan kecaman dari warganet.

 

Dalam video berdurasi singkat tersebut, terlihat seorang pria berbaju merah dan seorang pria berkaus biru tengah diinterogasi sejumlah warga. Keduanya, yang tampak memiliki kumis dan jenggot, dicecar pertanyaan bernada menghakimi.

 

“BG kenapa bisa kelainan sex bang? Sejak kapan abang kelainan sex? Apa masalahnya BG wanita banyak, coba jawab bang!” terdengar suara warga dalam video tersebut, sambil terus merekam kejadian.

 

Video penangkapan tersebut diunggah pertama kali oleh akun Facebook @Ali Nurdin Kampauy sekitar pukul 14.00 WIB di hari yang sama. Akun tersebut juga menambahkan narasi yang menyoroti perbuatan tersebut, “Nauzubillah minzalik dunia mau kiamat mesum sesama jenis.”

 

Hingga berita ini ditulis, video tersebut telah dibagikan sebanyak 59 kali, mengundang 216 komentar, dan disukai oleh 133 pengguna Facebook. Berbagai reaksi bermunculan di kolom komentar, sebagian besar menunjukkan sentimen negatif dan kecaman.

 

Akun Facebook @Sumiryani berkomentar, “Semoga lekas bertaubat, sebelum turun Azab Allah, Nauzubillah minzalik.” Senada, akun @Nur Aiidaa Ondeik menuliskan keterkejutannya, “Aduh ada juga ternyata orang yang seperti ini.”

 

Komentar lain yang menyoroti aspek hukum agama datang dari akun Rahayu Suprianti, “Tau kalian hukum Islam.. atau yang harus dilakukan orang suka laki-laki sama laki-laki?” Bahkan, akun Army Malay secara ekstrem menyerukan, “Umat Nabi Luth ini, kasih saja hujan batu bang.”

 

Hingga saat ini, Kapolsek Tambang AKP Aulia saat dikonfirmasi terkait insiden tersebut belum memberikan keterangan resmi. Kasus ini sontak menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Kampar dan dunia maya, memicu perdebatan mengenai moralitas, hukum, dan pandangan masyarakat terhadap isu LGBT.***