Diduga Terlibat Perbuatan Zina, Warga Desak Bupati Kampar Copot Kades Pulau Permai

Hallokampar.com- Puluhan warga Desa Pulau Permai, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, menggelar aksi demonstrasi besar-besaran pada Minggu (26/5/2025). Mereka menuntut pencopotan Kepala Desa (Kades) Jhonery dari jabatannya, menyusul dugaan kasus asusila yang melibatkan sang kades.

Massa yang didominasi oleh masyarakat setempat ini mengepung Kantor Desa Pulau Permai, menyuarakan kemarahan dan kekecewaan mereka terhadap pemimpin desa yang diduga terlibat perbuatan zina.

Teriakan “Turunkan kades, kami tidak ingin dipimpin penzina, bupati jangan tutup mata!” menggema di area demonstrasi.

Masyarakat juga terlihat menerobos masuk ke kantor desa, mencari kepala desa. Namun kepala desa tidak berada ditempat.

Sinta, salah seorang warga yang ikut dalam aksi tersebut, mengungkapkan bahwa demonstrasi ini dipicu oleh beredarnya sejumlah rekaman suara (voice note) di kalangan masyarakat Pulau Permai yang mengindikasikan adanya tindakan asusila yang dilakukan oleh kades.

“Masyarakat berdemo karena kami mengetahui beberapa voice note beredar di Pulau Permai atas dugaan tindakan asusila yang dilakukan oleh kades,” ujar Sinta.

Ia menegaskan bahwa masyarakat meminta Bupati Kampar untuk segera memberhentikan Kepala Desa Jhonery.

Ketika disinggung mengenai klarifikasi kades di media yang menyatakan tidak menghamili seorang wanita, Sinta mengatakan tidak mengetahui hal tersebut.

Namun, ia memastikan bahwa masyarakat memiliki bukti-bukti kuat dari korban terkait dugaan perbuatan asusila yang dilakukan oleh kades.

“Kalau dari pemberitaan itu, kami tidak tahu. Yang jelas kami memiliki bukti-bukti dari korban itu sendiri,” tegas Sinta.

Sinta menyatakan, jika Kepala Desa Jhonery tidak hadir di kantor desa atau tuntutan mereka tidak dipenuhi, masyarakat akan menutup kantor desa.

“Aksi ini akan kami lakukan sampai kades turun,” tandasnya.

Dalam aksi tersebut, warga membentangkan sejumlah spanduk dengan tulisan-tulisan berisi tuntutan dan kekecewaan, di antaranya, “Kapan perlu usir kades”, “BPD Pulau Permai Banci lho”, “Kades Pulau Permai zolim penzina”, “Mohon kepada seluruh alim ulama, ninik mamak alim ulama pemangku adat nagoghi Tambang Terantang perhatiannya, terhadap kades penzina karena memalukan nagoghi Tambang Terantang.”

“Bupati Kampar jangan diam copot kades Pulau Permai”, “BPD Pulau Permai main mata dengan kades penzina”, “Kami menolak keras dipimpin oleh kades berprilaku asusila”, “Inspektorat Kampar jangan main mata”, “Copot kades Pulau Permai”, “Kami dari pemuda-pemudi Pulau Permai mohon kepada Bapak Bupati mencopot kades Pl Permai ‘kami tidak bisa dibeli’.

Di tengah keramaian, Kasi Trantib Kecamatan Tambang, Syamsurizal, yang hadir di lokasi, meminta masyarakat untuk tidak menutup dan menghentikan pelayanan kantor desa karena akan mengganggu pelayanan publik.

Ia juga meminta masyarakat untuk bersabar karena persoalan dugaan asusila yang dilakukan kades sedang dalam penyelidikan. Syamsurizal kemudian meminta perwakilan masyarakat untuk hadir di kantor desa guna musyawarah, yang akhirnya disetujui untuk dilakukan mediasi di Kantor Camat Tambang.

Aksi demonstrasi ini bukanlah yang pertama. Belum lama ini, warga juga dilaporkan telah melakukan aksi di rumah Kepala Desa Jhonery, menuntut pertanggungjawaban sang kades terhadap seorang wanita yang diduga dihamilinya. Masyarakat Desa Pulau Permai tampaknya bersatu padu menolak kepemimpinan yang mereka anggap telah mencoreng nama baik desa dan melanggar norma moral. ***